Huadi Nickel-Alloy Indonesia tak memberikan kontribusi baik bagi pembangunan di Kabupaten Bantaeng, maka sebaiknya perusahaan pemurnian ferro nikel itu ditutup saja. "Kalau perubahan itu hanya membawa mudharat dan menimbulkan kerusakan untuk Bantaeng, apalagi tidak memberikan kontribusi bagi daerah , maka sesuai kewenangan DPRD akan
› Utama›Pengolahan Nikel Beroperasi di... KOMPAS/RENY SRI AYU Suasana di dalam pabrik pengolahan bijih nikel PT Huadi Nickel-Alloy Indonesia di Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan, Sabtu 26/1/2019.BANTAENG, KOMPAS - Pabrik peleburan bijih nikel beroperasi di Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan, Sabtu 26/1/2019. Pengoperasian pabrik ini diharapkan memberi dampak ekonomi bagi warga setempat, termasuk penyerapan tenaga peleburan smelter PT Huadi Nickel-Alloy Indonesia ini diresmikan Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah, Sabtu. Nurdin juga secara simbolis melepas ekspor nikel dari pabrik ini ke China. Sebelum diresmikan, perusahaan ini sudah melakukan uji coba dan ekspor nikel. Hingga kini, ekspor telah dilakukan sebanyak 15 kali dengan jumlah metrik ton. “Meresmikan smelter di tengah daerah yang tak memiliki nikel itu seperti mimpi. Sejak awal saat merencanakan hingga perusahaan merintis pembangunan smelter di Bantaeng, banyak yang pesimistis. Tapi, pembangunan jalan terus dan hari ini akhirnya diresmikan,” kata Nurdin. KOMPAS/RENY SRI AYU Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah menandatangani prasasti sebagai tanda resminya beroperasi smelter nikel PT Huadi Nickel-Alloy Indonesia di Kabupaten Bantaeng, Sulsel, Sabtu 26/1/2019.Pembangunan smelter ini sudah dimulai sejak 2014. Lokasinya di Kecamatan Pa’jukukang. Saat itu, Nurdin yang masih menjabat Bupati Bantaeng mengajak sejumlah investor, termasuk dari luar negeri, untuk membangun memberi kemudahan perizinan sekaligus menyiapkan kawasan industri. PT PLN juga didorong menyediakan listrik untuk kebutuhan smelter tersebut. Bijih nikel yang diolah berasal dari perusahaan tambang di Kolaka, Sulawesi Tenggara, dan Morowali, Sulawesi Huadi Nickel-Alloy Indonesia adalah perusahaan pengolahan dan pemurnian nikel. Perusahaan ini merupakan kerja sama investasi antara PT Duta Nikel Sulawesi dari Indonesia dan Shanghai Huadi dari China. Sejauh ini, jumlah tenaga kerja lokal yang terserap adalah 400 orang dan tenaga kerja asing sebanyak 50 orang. Adapun tujuan pemasaran produksi nikel dari pabrik itu adalah China, India, Korea Selatan, dan SRI AYU Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah melepas ekspor nikel ke China. Ini adalah rangkaian peresmian beroperasinya smelter nikel di Bantaeng, Sulsel, Sabtu 26/1/2019.Smelter tersebut dibangun dengan perencanaan dua tahap. Untuk tahap awal, pembangunan fasilitas pengolahan dan pemurnian nikel ini senilai 60 juta dollar AS. Sementara untuk tahap kedua, investasinya direncanakan senilai 240 juta dollar Utama dan Direksi PT Huadi Nickel-Alloy Indonesia Amir Jao mengatakan, saat ini smelter terdiri dari dua jalur produksi dengan kapasitas metrik ton feronikel per tahun. Untuk perencanaan tahap kedua, akan dimulai pertengahan tahun ini dengan menambah tiga tungku pembakaran dengan kapasitas produksi hingga metrik ton per tahun."Perusahaan kami telah memperoleh fasilitas kawasan berikat dari Kementerian Keuangan melalui Kantor Wilayah Bea dan Cukai dalam rangka peningkatan SDM juga," kata SRI AYU Petugas Bea dan Cukai Wilayah Sulawesi Bagian Selatan memeriksa dokumen pengiriman ekspor PT Huadi, Sabtu 26/1/2019.Amir mengatakan, PT Huadi menggunakan metode electric furnace system dalam mengolah dan memurnikan nikel menjadi feronikel. Perusahaan juga merencanakan membangun industri hot rolled HR stainless steel dan cold rolled CR.Inspektur 1 Kementerian Perindustrian Arus Gunawan mengatakan, yang lebih penting dari kehadiran smelter ini adalah pengembangan investasi di sekitar kawasan pabrik, termasuk wilayah Sulsel pada umumnya. Penyerapan tenaga kerja juga diharapkan akan menjadi solusi itu, dia berharap semua pihak memberi dukungan. Adapun PT PLN menyanggupi pasokan listrik sebesar 170 juta VA setelah pada tahap pertama memasok listrik sebesar 46 juta VA. EditorMohamad Final Daeng
.
  • 68isez359n.pages.dev/255
  • 68isez359n.pages.dev/589
  • 68isez359n.pages.dev/633
  • 68isez359n.pages.dev/447
  • 68isez359n.pages.dev/219
  • 68isez359n.pages.dev/311
  • 68isez359n.pages.dev/626
  • 68isez359n.pages.dev/553
  • 68isez359n.pages.dev/164
  • 68isez359n.pages.dev/934
  • 68isez359n.pages.dev/9
  • 68isez359n.pages.dev/692
  • 68isez359n.pages.dev/774
  • 68isez359n.pages.dev/927
  • 68isez359n.pages.dev/877
  • huadi nickel alloy bantaeng